27 Peserta IFP Beasiswa 1+4 Masuki Tahap Karantina Offline di Bangka Belitung


Bangka Belitung, 1–10 Agustus 2025 — Sebanyak 27 peserta Program International Foundation Program (IFP) Beasiswa 1+4 resmi memasuki tahap Karantina Offline yang berlangsung di Mess Asrama Haji Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan ini menjadi pintu awal pembinaan intensif sebelum para peserta melanjutkan studi ke Taiwan.

Sebelum Opening Ceremony, peserta bersama orang tua hadir untuk mempersiapkan dan merapikan barang bawaan. Setiap kamar diisi oleh empat peserta sebagai latihan awal untuk beradaptasi dan membaur dengan teman sekamar. Pengalaman ini menjadi gambaran nyata kehidupan asrama di Taiwan nanti, di mana mereka akan tinggal bersama mahasiswa dari berbagai negara.

Acara pembukaan diawali dengan sambutan Direktur Rosman Djohan Institute, Bapak Nardi Pratomo. Hadir pula Deddy Ramdhani Harahap selaku Advisor GoStudyTaiwan yang memberikan arahan strategis. Selanjutnya, Direktur GoStudyTaiwan, Supriantono, menyampaikan informasi dan agenda lengkap selama masa karantina kepada peserta serta orang tua.

Secara simbolis, Bapak Nardi menyematkan tanda peserta dan menyerahkan satu paket tas berisi alat tulis serta buku pembelajaran bahasa Mandarin, menandai resminya dimulainya rangkaian kegiatan karantina.

Selama periode 1–10 Agustus 2025, peserta mendapatkan pembinaan terstruktur yang dirancang untuk membentuk fondasi akademik, karakter, dan kemandirian:

  • Bahasa Mandarin Intensif
    Penguatan kosakata, pelafalan, dan percakapan dasar sebagai bekal studi dan kehidupan sehari-hari di Taiwan.

  • Bahasa Inggris Intensif
    Latihan komunikasi akademik dan presentasi agar siap mengikuti perkuliahan internasional.

  • Pelatihan Kemandirian
    Manajemen diri, kebersihan, pengelolaan waktu, hingga kerja tim dalam lingkungan asrama.

  • Pembelajaran Etika & Karakter
    Nilai-nilai sopan santun, disiplin, tanggung jawab, dan integritas sebagai modal utama beradaptasi lintas budaya.

  • Pengenalan Potensi Diri
    Sesi refleksi dan asesmen untuk membantu peserta memahami kekuatan diri dan arah pengembangan ke depan.Mengapa Karantina Ini Penting?

  • Simulasi kehidupan asrama internasional: Tinggal sekamar berempat melatih adaptasi, toleransi, dan komunikasi.

  • Transisi yang mulus ke Taiwan: Peserta memahami ritme belajar dan tata tertib yang akan ditemui nanti.

  • Kesiapan akademik & mental: Perpaduan pembelajaran bahasa, karakter, dan kemandirian memperkuat daya saing peserta.

“Karantina ini bukan hanya soal belajar bahasa, tetapi membangun karakter dan kebiasaan baik yang akan menentukan keberhasilan studi di luar negeri,” — Nardi Pratomo, Direktur Rosman Djohan Institute.

“Dukungan orang tua, disiplin peserta, dan ekosistem pembinaan yang tepat akan menjadi kunci kesuksesan mereka di Taiwan,” — Deddy Ramdhani Harahap, Advisor GoStudyTaiwan.

Dengan dimulainya Karantina Offline ini, para peserta IFP Beasiswa 1+4 diharapkan siap menghadapi tantangan akademik, sosial, dan budaya di Taiwan. Bekal bahasa, etika, kemandirian, dan pengetahuan diri yang diperoleh selama karantina menjadi fondasi kuat untuk bekal diwawal kedatangan mereka di Taiwan nanti.

0 Komentar